Laporan Lengkap Praktikum Kimia Analitik KATION GOLONGAN III

Hallo teman-teman semua pada kesempatan ini kita akan mengulas Laporan Lengkap Praktikum Kimia Analitik KATION GOLONGAN III. Semoga makalah ini bermanfaat begi teman-teman semua dan menjadi bahan  referensi tugas kuliah. Salam dari saya.....thanks...ckckckc













A.    Tujuan
Untuk mengetahui adanya ion-ion logam (kation golongan III) dalam   larutan sampel  dengan menggunakan pereaksi-pereaksi tertentu.
B.     Landasan teori
Reagensia golongan III yaitu hydrogen sulfide (gas atau larutan air jenuh) dengan adanya
Amonia dan amonium klorida, atau larutan amonium sulfida.
Kation golongan III diendapkan oleh reagensia golongan I dan II, tetapi semua diendapkan, dengan adanya ammonium klorida, oleh hydrogen sulfide dari larutan yang telah dijadikan basa dengan larutan amonia.
 Reasi golongan: endapan-endapan dengan berbagai warna: Besi(II) sulfide (hitam),
aluminium hidroksida (putih), kromium(III) hidroksida (hijau), nikel sulfide (hitam), kobalt
sulfide (hitam), mangan(II) sulfide (merah jambu) dan zink klorida (putih).
Logam-logam ini diendapkan sebagai sulfida, kecuali aluminium dan kromium, yang diendapkan sebagai hidroksida, karena hidrolisis yang sempurna dari sulfida dalam larutan air.
      Golongan ini biasa dibagi menjadi golongan besi (besi, aluminium, dan kromanium) atau
golongan IIIA, dan golongan zink (nikel, kobalt, mangan, dan zink) atau golongan IIIB.

A.    BESI, Fe (Ar : 55,85) – BESI(II).
Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak, yang kukuh dan liat. Ia melebur pada 1535ᴼC. jarang terdapat besi komersial yang murni ; biasanya besi mengandung silisida, fosfida, dan sulfide dari besi, serta sedikit grafit. Zat-zat besiu ini memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi. Besi dapat digranitkan. Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi, pada mana dihasilkan garam-garam besi(II) dan gas hydrogen.
                Fe + 2H+ → Fe2+ + H2
            Fe + 2HCl → Fe2+ + 2Cl- + H2
Asam sulfat pekat yang panas, menghasilkan ion-ion besi(III) dan belerang dioksida:
            2Fe + 3H2SO4 + 6H+ → 2Fe3+ + 3SO2 ↑ + 6H2O
Dengan asam nitrat encer dingin, terbentuk ion besi(II) dan amonia:
            4Fe + 10H+ + NO-3 → 4Fe2+ + NH+4 +3H2O
Asam nitrat pekat, dingin, membuat besi menjadi pasif; dalam keadaan ini, ia tak bereaksi dengan asam nitrat encer dan pula mendesak tembaga dari larutan air suatu garam tembaga. Asam nitrat 1+1 atau nitrat pekat yang panas melarutkan besi dengan membentuk gas nitrogen oksida dan ion besi(III):
            Fe + HNO3 + 3H+ → Fe3+ +NO ↑ + 2H2O
B.     ALUMINIUM, Al (Ar :26,98)
Aluminium adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa; bubuknya berwarna abu-abu. Ia melebur pada 659ᴼC. bila terkena udara, objek-objek aluminium teroksidasi pada permukaannya, tetapi oksida lapisan ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan logam ini, pelarutkan lebih lambat dalam asam sulfat encer atau asam nitrat encer:
            2Al + 6H+ → 2Al3+ + 3H2
Proses pelarutan dapat dipercepat dengan menambahkan sedikit merkurium(II) klorida pada campuran. Asam klorida pekat juga melarutkan aluminium:
                              2Al + 6HCl → 2Al3+ + 3H2 ↑ + 6Cl-
                  Asam sulfat pekat  melarutkan aluminium dengan membebaskan  belerang dioksida:
                              2Al + 6H2SO4 → 2Al3+ + 3SO42- + 3SO2 ↑ + 6H2O
Asam nitrat pekat membuat logam menjadi pasif. Dengan hidroksida-hidroksida alkali,      terbentuk larutan tetrahidroksoaluminat:
            2Al + 2OH- + 6H2O → 2[ Al (OH)4]- + 3H2
C.     KROMIUM, Cr (Ar :51,996) – KROMIUM(III)
Kromium adalah logam kristalin yang putih, tak begitu liat dan tak dapat ditempa dengan berarti. Ia melebur pada 1765ᴼC. logam ini larut dalam asam klorida encer atau pekat. Jika tak terkena udara, akan terbentuk ion-ion kromium(II):
               Cr +2H+ → Cr2+ + H2
            Cr + 2HCL → Cr2+ + 2Cl- + H2
Dengan adanya oksigen dari atmosfer, kromium sebagian atau seluruhnya menjadi teroksidasi ke keadaan tervalen:
            4Cr2+ + O2 + 4H+ → 4Cr3+ + 2H2O
Asam sulfat encer menyerang kromium perlahan-lahan, dengan membentuk hidrogen. Dalam asam sulfat pekat panas, kromium melarutkan dengan mudah, pada mana ion-ion kromium(III) dan belerang dioksida terbentuk:
            2Cr + 6H2SO4 → 2Cr3+ + 3SO2-4 + 3SO2 ↑ + 6H2O
D.    AKSOANION LOGAM-LOGAM GOLONGAN III: KROMAT DAN PERMANGANAT
Aksoanion logam-logam golongan III tertentu, seperti kromat CrO2-4 (dan dikromat, Cr2O2-7), maupun permaganat MnO-4 direduksi oleh hidrogen sulfida dalam suasana asam klorida menjadi masing-masing ion-ion kromium(III) dan mangan(II). Anion-anion ini sudah diubah menjadi kation kation golongan III, maka jika kromium(III) dan/atau mangan(II) ditemukan keadaan oksidsi semula dari logam-logam ini harus diuji memakai cuplikan yang asli.
E.     KOBALT, Co (Ar  :58,93)
Kobalt adalah logam berwarna abu-abu seperti baja, dan bersifat sedikit magnetis. Ia melebur pada 1490ºC. logam ini mudah melarut dalam asam-asam mineral encer:
            Co + 2H+ → Co2+ + H2
Pelarutan dalam asam nitrat disertai dengan pembentukan nitrogen oksida:
3Co + 2HNO3 + 6H+ → 3Co2+ + 2NO ↑ + 4H2O
F.      NIKEL,Ni (Ar :58,71)
Nikel adalah logam putih perak yang keras. Nikel bersifat liat, dapat ditempah dan sangat kukuh. Logam ini melebur pada 1455ºC, dan bersifat sedikit magnetis.
Asam klorida (encer maupun pekat) dan asam sulfat encer, melarutkan nikel dengan membentuk hidrogen:
                 Ni + 2H+ → Ni2+ + H2
            Ni + 2HCl → Ni2+ + 2Cl- + H2
Reaksi-reaksi ini diperccepat jika larutan dipanaskan. Asam sulfat, panas, melarutkan nikel dengan membentuk belerang hidrogen:
            Ni + H2SO4 + 2H+ → Ni2+ + SO2 ↑ + 2H2O
Asam nitrat encer dan pekat melarutkan nikel dengan mudah dalam keadaan dingin:
            3Ni + 2HNO3 + 6H+ → 3Ni2+ + 2NO ↑ + 4H2O
G.    MANGAN, Mn (Ar :54,938) ─  MANGAN(II)
Mangan adalah logam putih abu-abu, yang penampilannya serupa besi-tuang. Ia melebur pada kira-kira 1250ºC. ia bereaksi dengan air hangat memebentuk mangan(II) hidroksida dan hidrogen:
            Mn + 2H2O → Mn(OH)2 ↓ + H2
Asam mineral encer dan juga asam asetat melarutkannya dengan menghasilkan garam mangan(II) dan hidrogen:
            Mn + 2H+ → Mn2+ + H2
Bila ia terserang oleh asam sulfat pekat dan panas, belerang dioksida akan dilepaskan:
            Mn + 2H2SO4 → Mn2+ + SO2-4 + SO2 ↑ + 2H2O
H.    ZINK,ZN (Ar :65,38)
Zink adalah logam yang putih kebiruan; logam ini cukup mudah ditempa dan liat 110-150ºC. Zink melebur pada 410ºC dan mendidih pada 906ºC.
Logamnya yang murni , melarut lambat sekali dalam asam dan dalam alkali; adanya zat-zat pencemar atau kontak dengan platinum atau tenbaga, yang dihasilkan oleh penambahan beberapa tetes larutan garam dari logam-logam ini, mempercepat reaksi. Ini menjelaskan larutnya zink-zink komersial. Yang terakhir ini dengan mudah larut dalam asam klorida encer dan asam sulfat encer dengan mengeluarkan hidrogen:
            Zn + 2H+ → Zn2+ + H2
Pelarutan akan terjadi dalam asam nitrat encer sekali, pada mana tak ada gas yang dilepaskan:
            4Zn + 10H+ + NO3- → 4Zn2+  + NH+4 + 3H2O
Dengan bertambah pekatnya konsentrasi asam nitrat, akan terbentuk dinitrogen oksida (N2O), nitrogen oksida (NO):
            4Zn + 10H+ + 2NO-3 → 4Zn2+ + N2O ↑ + 5H2O
                        3Zn + 8HNO3 → 3Zn2+ + 2NO ↑ + 6NO-3 + 4H2O
Asam nitrat pekat mempunyai pengaruh yang kecil terhadap zink, karena rendahnya kelarutan zzink nitrat dalam suasana demikian. Dengan asam sulfat pekat, panas, dilepaskan belerang dioksida:
            Zn + 2H2SO4 → Zn2+ + SO2 ↑ + SO2-4 + 2H2O
Zink juga larut dalam hidroksida alkali, pada mana terbentuk tetrahidroksozinkat(II):
            Zn + 2OH- + 2H2O → [Zn(OH)4]2- + H2
Zink membentuk hanya satu seri garam; garam-garam ini mengandung kation zink(II), yang diturunkan dari zink oksida, ZnO.      


     











C. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan :
a)      Pipet tetes
b)      Tabung reaksi kecil
c)      Rak tabung
d)     Sikat tabung
e)      Gelas ukur
f)       Tissue
g)      Label
Bahan yang digunakan :
a)      larutan NaOH
b)      larutan NH3
c)       Larutan KCN
d)     Larutan ( NH4)2S
e)      Larutan HCL
f)       Larutan NaCH3COO
g)      Aquades
h)       Sampel A
i)        Sampel B
j)        Sampel C
k)      Sampel D





D.Prosedur kerja
1)      Menyiapkan tabung reaksi yang sudah diberi label sampel A1, A2, A3, A4, B1 , B2, B3, B4, C1, C2, C3, C4, dan D1, D2, D3.
2)       Kemudian masing-masing tabung di isi 5 tetes larutan sampel yang akan di gunakan
3)       Di tabung reaksi A1, B1, C1, dan D1 ditambakan 5 tetes larutan NaOH  setelah itu ditambahkan berlebih
4)       Di tabung reaksi  A2, B2, C2, dan D2 ditambahkan larutan NH3  setela itu pada sampel A2 dan D2 ditambahkan berlebih, setelah itu ditambahkan lagi aquades 5 tetes dan pada sampel B2 dan D2 ditambahkan dengan aquades
5)       Di tabung reaksi A3, B3 dan C3 ditambahkan larutan NH4SO3  kemudian ditambahkan lagi  larutan HCl
6)       Di tabung reaksi D3 ditambahkan larutan amonium sulfida kemudian ditambahkan lagi 3 tetes  larutan HCl
7)      Di tabung reaksi A4 dan B4 ditambahkan larutan KCN  setelah itu ditambahkan berlebih
8)      Di tabung reaksi C4 ditambahkan NaCH3COO setelah itu ditambahkan berlebih
9)      Di catat perubahan yg terjadi.

F.Hasil Pengamatan
 Tabung 1 sampel A1+ Larutan NaOH sedikit → endapan kuning kecoklatan
                                        + berlebih → tetap
 Tabung 2 sampel B1+ Larutan NaOH sedikit →endapan hijau kotor
                                        + berlebih → larut
 Tabung 3 sampel C1 +Larutan NaOH sedikit→tidak ada perubahan
                                        + berlebih → tetap
 Tabung 4 sampel D1 + Larutan NaOH sedikit→ tidak ada perubahan
                                         + Berlebih → larut
Tabung 5 sampel A2  + Larutan NH3 +  H2O +
                                          → endapan kuning kecoklatan                                               
Tabung 6 sampel B2 + Larutan NH3 + H2O
→ endapan coklat↓ larutan kuning kecoklatan
Tabung 7 sampel C2 +Larutan NH3 +  H2O
                                           → endapan putih ↓ seperti gatelin
Tabung 8 sampel D2 + Larutan NH3 + H2O
                                     → tidak ada perubahan
Tabung 9 sampel A3 + Larutan (NH4)2 S → endapan hitam ↓
                                  + HCl → larut
Tabung 10 sampel B3 + Larutan (NH4)2 S → endapan hitam ↓
                                    +HCl → larut
Tabung 11 sampel C3 + Larutan (NH4)2S → endapan putih ↓ larutan kuning
                                    + HCl → larut
Tabung 12 sampel D3 + Larutan (NH4)2S → larutan hijau kekuningan
                                    + HCl → tetap
Tabung 13 sampel A4 + Larutan KCN → endapan coklat kemerahan↓
                                    + berlebih → endapan hitam ↓ larutan kecoklatan
Tabung 14 sampel B4 + Larutan KCN → larutan hijau kekuningan
                                    + berlebih → larutan hijau
Tabung 15 sampel C4 + NaCH3COO → tidak ada perubahan
                                    + berlebih → tetap

  G.Pembahasan
              Kita ketahui bahwa hasil percobaan yang dilakukan pada sampel A, B, C, dan D, itu merupakan pengujian kation golongan III yakni unsur Besi III(Fe3+), Besi II(Fe2+), Alminium (Al3+) dan Zink (Zn2+) terdapat adanya endapan dan perubahan warna dengan mencampurkan saampel-sampel yang telah dicampurkan.dimana reaksinya yaitu sebagai berikut:
      Tabung A1, sampel Fe3+ + NaOH
                                          Fe3+ + 3 NaOH → Fe (OH)3 ↓ + 3Na+
      Tabung B1, sampel Fe2+ + NaOH
                                          Fe2+ + 2NaOH → Fe (OH)2 ↓ + 2Na+
      Tabung C1, sampel Al3+ + NaOH
                                          Al3+ + 3 NaOH → Al (OH)3 ↓ + 3Na+
      Tabung D1,  sampel Zn2+ + NaOH
 Zn2+ + 2 NaOH → Fe (OH)2 ↓ + 2Na+
      Tabung A2, sampel Fe3+ + NH3 + H2O
                                          Fe3+ + 3NH4OH → Fe (OH)3 ↓ + 3NH4+
      Tabung B2, sampel Fe2+ + NH3 + H2O
                                          Fe2+ + 2NH4OH → Fe (OH)2 ↓ + 2NH4+
      Tabung C2, sampel Al3+ + NH3 + H2O
                                          Al3+ + 3NH4OH → Al (OH)3 ↓ + 3NH4+
      Tabung D2, sampel Zn2+ + NH3 + H2O
                                          Zn2+ + 3NH4OH → Zn (OH)2 ↓ + 2NH4+
      Sampel A3, sampel Fe3+ + (NH4)2S + HCl
                                          Fe3+ + (NH4)2S + HCl → Fe2S3 ↓ + 2NH4Cl + 2H+
      Sampel B3, sampel Fe2+ + (NH4)2S + HCl
                                          2Fe2+ +3 (NH4)2S + HCl → Fe2S3↓ + 2NH4Cl + 2H+
      Sampel C3, sampel Al3+ + (NH4)2S + H2O
                                          2Al3+ + 3(NH4)2S + H2O → Al2S3 ↓ 2H+
      Sampel D3, sampel Zn2+ + (NH4)2S + HCl
                                          Zn2+ + (NH4)2S + HCl ↓ → ZnS + 2NH4Cl + 2H+
Sampel A4, sampel Fe3+ + KCN
                                    Fe3+ + 3KCN → Fe (CN)3 + 3K+
Sampel B4, sampel Fe2+ + KCN
                                    Fe2+ + 2KCN → Fe (CN)2 + 2K+
Sampel C4, sampel Al3+ + NaCH3COO → Al (CH3COO)3 + 3Na+
     
  
H.Kesimpulan
                Sampel A, B, C, dan D mengandung Besi III (Fe3+), Besi II (Fe2+), Alminium (Al3+) dan Zink(Zn2+) sampel sampai menambahkan larutan sesuai dengan ketentuan yang ada. Dan adapunkesalahan yang terjadi disebabkan kurang teliti dalam meneteskan sampel maupun larutan ,kemungkinan reagen yang digunakan rusak , dan pengunaan alat yang salah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar